Penulis : TS Pajakoen I Editor : Yudi Rachman
Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Pemerintah melalui Tim Percepatan Penguatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Asuransi dan Dana Pensiun serta Kementerian BUMN baru saja meresmikan pembentukan Koasuransi Merah Putih.
Langkah ini bisa dimaknai sebagai tindak lanjut strategi pemerintah sebelumnya, yang telah menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sebagai induk (holding) BUMN di sektor asuransi dan penjaminan, hingga kemudian berganti nama menjadi Indonesia Financial Group (IFG). Keberadaan Koasuransi Merah Putih disebut sebagai bagian dari peran strategis IFG sebagai koordinator dalam pembenahan sekaligus optimalisasi industri asuransi dan dana pensiun nasional.
Peresmian berdirinya Koasuransi Merah Putih diwujudkan lewat Keputusan Menteri BUMN dengan nomor: SK-37/M-BU/02/2021 jo SK-75/M-BU/Wk2/08/2021 di bawah supervisi Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo. Koasuransi Merah Putih ini beranggotakan perusahaan-perusahaan asuransi BUMN, yaitu, PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo, PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Asuransi Jasa Raharja Putera dan PT Asuransi Asei.
Dalam pelaksanaannya, Koasuransi Merah Putih juga didukung oleh PT Reasuransi Indonesia Utama dan PT Reasuransi Nasional Indonesia. Sebagai langkah awal, rencananya Koasuransi Merah Putih bakal segera meluncurkan produk asuransi pengangkutan (cargo), dan secara bertahap juga bakal merambah ke produk-produk asuransi lain, seperti asuransi kebakaran, asuransi perjalanan, asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, serta asuransi kendaraan bermotor.
Sebelum bergabung dalam kerjasama Koasuransi Merah Putih, kinerja masing-masing perusahaan anggota di dalamnya dianggap masih belum optimal. Dari segi penguasaan market share saja, misalnya, dalam periode tahun 2017 hingga 2019 lalu Asuransi Jasindo memiliki market share sebesar 2 persen, 1 persen dan 2 persen.
Sedangkan Askrindo, pada saat yang sama memiliki market share secara berturut-turut sebesar 0,14 persen, 0,13 persen, dan 0,11 persen. Sementara market share Asuransi Asei pada periode yang sama tercatat sebesar 0,04 persen, 0,28 persen dan 0,09 persen. Lalu Jasa Raharja Putera diketahui memiliki market share sebesar 0,29 persen, 0,28 persen dan 0,25 persen pada perbandingan periode yang sama.
“Dengan adanya penggabungan kapasitas bersama dalam bentuk koasuransi ini diharapkan dapat mendorong penetrasi pasar market asuransi menjadi lebih baik lagi. Pada tahun pertama target kami (market share) bisa dimaksimalkan menjadi 10 persen, dengan tetap menjaga persaingan yang sehat antar para pelaku asuransi,” ujar Ketua Tim Pengembangan Bisnis Tim Percepatan Penguatan BUMN Klaster Asuransi dan Dana Pensiun, Pantro Pander Silitonga, dalam kesempatan yang sama.
***