Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Masalah keuangan raksasa yang tengah menggelayuti perusahan Evergrande telah menarik perhatian sejumlah pihak belakangan ini, termasuk pemangku kepentingan di Indonesia. Lantas, apa dampak krisis yang tengah menimpa Evergrande terhadap industri properti Indonesia?
Beberapa waktu lalu, perusahaan properti asal China Evergrande mengalami krisis karena terjerat utang fantastis hingga US$300 miliar atau sekitar Rp. 4.277 triliun. Banyak yang berspekulasi bahwa Krisis Evergrande dikhawatirkan akan menjadi pemicu default dan juga akan mempengaruhi stabilitas keuangan China dan global. Bagaimana dengan perekonomian di Indonesia? Apakah akan berdampak pada krisis?
Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida juga mengatakan, bahwa efeknya terhadap industri properti Indonesia tidak akan berdampak apa-apa. Ia malah lebih mewaspadai efek domino bagi ekonomi China hingga global.
“Jika China tidak menangani Evergrande dengan baik, krisis yang sangat pelik akan terjadi dan merugikan perekonomian dunia, termasuk berpotensi mengganggu ekspor Indonesia,” ucapnya. Bila ekspor ke China, yang merupakan salah satu negara tujuan utama, terganggu maka secara otomatis bisa merugikan perekonomian Indonesia.
Namun, menurutnya, efek domino Evergrande, lanjutnya, tidak akan sebesar saat krisis Lehman Brothers yang terjadi di Amerika Serikat pada 2008. Totok juga menilai bahwa pengembangan properti dan infrastruktur yang juga telah melibatkan pengembang China disini akan terus berlanjut. Berbeda dengan kondisi properti di China, Totok menjelaskan pangsa pasar properti di Indonesia masih sangat besar. Jika proyek properti, khususnya proyek perumahan terhenti, akan berdampak negatif pada likuiditas dan investasi perusahaan saja.
Senada dengan Totok, CEO dan juga Founder Indonesia Property Watch Ali Tranghanda juga menilai bahwa secara umum krisis Evergrande, dan industri properti di China tidak akan berdampak banyak terhadap properti lokal Indonesia. Juga kelanjutan proyek properti yang digarap oleh pengembang China disini, “Itu sangat bergantung pada kemampuan bisnis dan keuangan masing-masing perusahaan,” tambahnya.
Sementara itu, Director Advisory Group Coldwell Banker Commercial Indonesia, Dani Indra Bhatara berpendapat, mengapa pengaruhnya kecil? Karena investasi properti Indonesia masih didominasi para investor lokal. “Itu sangat menguntungkan bagi perekonomian Indonesia,” ucapnya.
Menurutnya, sistem tersebut sangat memperhatikan pergerakan pasar lokal sehingga lebih dipengaruhi oleh iklim investasi dan pergerakan ekonomi di Indonesia dibandingkan kondisi eksternal seperti yang terjadi di China.
Namun menurutnya, salah satu yang bisa kita petik dari kejadian Evergrande adalah transparansi otoritas baik di tingkat nasional maupun internasional dalam memberikan informasi yang akurat soal situasi yang tengah terjadi menjadi begitu penting.
Kemudian yang tak kalah penting adalah koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah serta para pembuat kebijakan publik lainnya, sehingga dengan koordinasi yang intensif mampu mendeteksi potensi krisis sedini mungkin.