Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Kondisi pandemi rupanya tak membuat semua perusahaan properti tertekan dan terkapar. Meskipun tidak menutup mata, bisnis properti ikutan lesu juga, apalagi bila dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.
Salah satu yang membukukan kinerja yang moncer adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk di semester I/2021 lalu. Di sepanjang periode enam bulan tersebut, pengembang dengan kode saham BSDE itu terbukti sukses mengantongi nilai pendapatan usaha hingga Rp3,25 triliun. Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar 39,2 persen dibanding catatan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp2,34 triliun.
“Segmen (bisnis) perumahan menjadi kontributor utama terhadap angka (pendapatan) tersebut, yaitu sebesar 36 persen. Lalu ada segmen penjualan tanah di bawahnya dengan 31 persen, dan segmen komersil sebesar 11 persen,” ujar Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, Selasa (7/9).
Perusahaan yang dibangun pengusaha properti kawakan Ciputra tersebut, berhasil menyulap daerah Serpong yang tadinya dikenal sebagai hutan karet, menjadi kawasan emas properti. Dan tumbuh menjadi kawasan elit perumahan, perkantoran, dan tempat rekreasi keluarga.
Selain kucuran yang bersumber dari ‘the big three’, Hermawan menjelaskan, ada juga bisnis penyewaan yang turut menyumbang 11 persen terhadap total pendapatan, seperti halnya segmen bisnis komersil. Baru kemudian bisnis manajemen properti, bisnis konstruksi, hotel dan arena rekreasi yang merupakan penyumbang pendapatan dengan kontribusi pada kisaran satu digit.
“(Manajemen) Properti menyumbang lima persen dan konstruksi empat persen terhadap total (pendapatan). Di lua itu masih ada bisnis hotel dan arena rekreasi yang masing-masing berkontribusi sekitar satu persen,” tutur Hermawan.
Sementara bila digabung dalam rumpun bisnis yang lebih luas, lanjut Hermawan, bisnis penjualan tanah, bangunan dan strata title tampil sebagai backbone bisnis perusahaan dengan kontribusi mencapai 79,04 persen. Di sepanjang semester I/2021, rumpun segmen ini tercatat menyumbang pendapatan hingga Rp2,57 triliun, atau tumbuh signifikan mencapai 47,22 persen dibanding semester I/2020 yang masih sebesar Rp1,75 triliun.
“Di bawahnya baru ada segmen pendapatan sewa yang menjadi kontributor terbesar kedua dengan 11,23 persen, atau sekitar Rp365,32 miliar. Lalu segmen konstruksi yang pada tahun lalu belum berkontribusi, namun pada (semester I) tahun ini sudah mampu menyumbang Rp151,47 miliar,” tegas Hermawan.