Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Terbatasnya mobilitas saat pandemi COVID-19 memaksa masyarakat untuk sebisa mungkin menjalankan berbagai aktivitasnya dari rumah. Kondisi ini rupanya memantik beragam fenomena menarik. Misalnya saja tren peningkatan transaksi digital yang membuat masyarakat semakin familiar dengan ekosistem jual-beli online. Selain itu, satu fenomena yang mungkin luput dari pandangan sejumlah pihak adalah tren penjualan mie instan yang rupanya juga mengalami pertumbuhan cukup signifikan selama pandemi.
Tren ini bisa dilihat dari laporan keuangan PT Indofood CBP Tbk yang merupakan produsen berbagai merek mie instan ternama, seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie hingga Sakura. Berdasarkan data laporan keuangan, sepanjang semester I/2021 Indofood CBP berhasil membukukan penjualan hingga Rp20,22 triliun.
Dengan capain tersebut, Indofood CBP (Consumer Branded Products) terhitung tumbuh sekitar 30,5 persen dibanding data penjualan pada semester I/2020 yang hanya sebesar Rp15,49 triliun. Tidak hanya mengandalkan pasar domestik, perusahaan dengan kode saham ICBP ini diketahui juga telah melakukan ekspor ke berbagai negara, seperti Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan dan negara-negara lain di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia. Makanya jangan heran bila di supermarket negara-negara tersebut banyak bertebaran produk-produk Indofood CBP dengan beragam merek seperti yang biasa ditemukan di Indonesia.
Sebagaimana terlihat dari laporan keuangan, bisnis penjualan mie instan menjadi andalan utama bagi perusahaan di bawah naungan Salim Group tersebut. Di bawah mie instan, baru ada divisi susu yang merupakan kontributor terbesar kedua terhadap kinerja bisnis ICBP, dengan catatan penjualan senilai Rp4,55 triliun. Berikutnya ada juga divisi makanan ringan yang menyumbang penjualan sebesar Rp1,64 triliun, penyedap rasa sebesar Rp1,63 triliun, divisi minuman sebesar Rp672,21 miliar dan makanan khusus sebesar Rp494,12 miliar.
“Dari keseluruhan bisnis yang ada, kami berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp3,82 triliun (pada semester I/2021), tumbuh sekitar 36 persen dari semula Rp2,8 triliun pada (periode sama) tahun sebelumnya,” ujar Direktur Utama ICBP Anthoni Salim, dalam keterangan resminya.