Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Kami, PT Citra Borneo Utama Tbk (“Perseroan”) adalah sebuah Perusahaan yang didirikan pada tahun 2013, dan merupakan bagian dari Citra Borneo Indah Group. Kami perusahaan penyulingan dan fraksinasi minyak kelapa sawit yang dihasilkan melalui proses penggilingan dan pemurnian, akan menggelar Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 625.000.000 (enam ratus dua puluh lima juta) lembar saham baru atau setara dengan 20% (dua puluh) persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp 690,‐ (enam ratus Sembilan puluh Rupiah) per lembar saham.
Manajemen Perseroan optimis, investor akan merespon sangat positif saham yang akan mereka lempar ke pasar modal, kata Direktur Utama Perseroan, Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu. Dalam hal melakukan penawaran umum perdana Perseroan, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Per 2021, Kapasitas Refinery Perseroan sebesar 2500 Ton/Hari dengan total produksi sebesar 586.000 MT, dengan pangsa pasar mencakup pangsa pasar lokal maupun international.
Dijelaskan oleh Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu selaku Direktur Utama Perseroan, bahwa seluruh dari dana yang diperoleh dari dari hasil penawaran umum setelah dikurangi dengan biaya‐biaya Emisi, akan nantinya dipergunakan untuk pengembangan usaha Perseroan, yang meliputi 54% akan digunakan untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya, dan sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan Palm Kernel dalam rangka meningkatkan utilisasi produsksi pada pabrik kernel crushing dan refinery.
Dari laporan keuangan terbaru Perseroan, dapat diketahui bahwa pendapatan Perseroan per 31 Maret 2022 meningkat sebesar 114% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021, terutama dipicu oleh pertumbuhan produksi dan volume penjualan produk, yakni RBDPO, RBD OLEIN, RBD STEARIN, PFAD, CPKO, dan PKE. Mengacu juga pada laporan keuangan perseroan yang tertera dalam prospektus IPO, dalam lima tahun terakhir margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan apresiasi nilai tukar (EBITDA) menunjukkan tren kenaikan. Jika dibandingkan secara year‐on‐year (yoy) terdapat kenaikan yakni 98,93%. Kenaikan dipicu peningkatan EBITDA yang lebih tinggi ketimbang kenaikan penjualan. EBITDA Perseroan per Desember 2021 tercatat Rp410.461.052.376,‐ (empat ratus sepuluh milia empat ratus enam puluh satu juta lima puluh dua tiga ratus tujuh puluh enam) sedangkan per Desember 2020 sebesar Rp37.526.802.381,‐ (tiga puluh tujuh miliar lima ratus dua puluh enam juta delapan ratus dua ribu tiga ratus delapan puluh satu Rupiah).
Manajemen Perseroan juga optimis, tahun ini penjualan dan laba, terutama laba bersih, bisa mengalami kenaikan. “Kami optimis pendapatan dan laba bersih sampai akhir tahun bisa naik 10%‐15%,” ujar Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu, Direktur Utama Perseroan. Akhir tahun lalu, Perseroan membukukan penjualan Rp 8.662.320.408.204,‐ (delapan triliun enam ratus enam puluh dua miliar tiga ratus dua puluh juta empat ratus delapan ribu dua ratus empat Rupiah) dan laba bersih Rp 286.664.516.332,‐ (dua ratus delapan puluh enam miliar enam ratus enam puluh empat juta lima ratus enam belas ribu tiga ratus tiga puluh dua Rupiah).