Penulis : Yudi Rachman I Editor : Yudi Rachman
Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Indonesia sudah mengizinkan 11 vaksin digunakan untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Apa saja nama vaksin itu dan berasal dari negara mana saja, berikut ulasan singkatnya:
- Sinovac. Adalah vaksin Covid-19 pertama di Indonesia yang mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM yang diterbitkan pada Senin, 11 Januari 2021. Izin diberikan setelah BPOM mengkaji hasil uji klinis tahap III vaksin yang dilakukan di Bandung. BPOM juga mengkaji hasil uji klinis yang dilakukan di Turki dan Brasil. Dari hasil analisis terhadap uji klinis fase III di Bandung menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin ini dikembangkan oleh Sinovac Research and Development Co.,Ltd.
- Vaksin Bio Farma. Pada 16 Februari 2021, BPOM kembali mengeluarkan izin untuk vaksin yang diproduksi PT Bio Farma (Persero). Vaksin dengan nama produk vaksin Covid-19 ini berasal dari bahan baku vaksin yang secara bertahap dikirimkan oleh Sinovac.
- AstraZeneca. Pada 22 Februari 2021, BPOM kemudian kembali mengeluarkan EUA untuk vaksin buatan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford ini memiliki efikasi sebesar 62,1 persen.
- Sinopharm. Pada 29 April 2021, BPOM mengeluarkan EUA untuk vaksin Sinopharm. Vaksin yang didistribusikan oleh PT.Kimia Farma. Berdasarkan hasil uji klinik fase III yang dilakukan peneliti di Uni Emirates Arab (UAE) dengan subjek sekitar 42 ribu menunjukan efikasi sebesar 78 persen.
- Moderna. Pada Jumat, 2 Juli 2021, Moderna mendapat EUA dari BPOM. Berdasarkan data uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Moderna sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun. Efikasi vaksin menurun menjadi 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun. Hasil uji klinis juga menyatakan vaksin Moderna aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta. Komorbid disini adalah paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit lever hati, dan HIV.
- Pfizer. Pada 15 Juli 2021, BPOM kembali menerbitkan EUA untuk vaksin Pfizer. Data uji klinik fase III menunjukkan efikasi vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech ini sebesar 100 persen pada usia remaja 12-15 tahun, kemudian menurun menjadi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas. Beberapa kajian menunjukkan keamanan vaksin Pfizer ini dapat ditoleransi pada semua kelompok usia.
- Sputnik V. BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Sputnik V pada Selasa, 24 Agustus 2021. Vaksin Sputnik V digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Efikasi vaksin berdasarkan data uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi sebesar 91,6 persen dengan rentang confidence interval 85,6 persen- 95,2 persen.
- Janssen. Pada 7 September 2021 BPOM mengumumkan EUA terhadap vaksin yang diproduksi Johnson & Johnson, yaitu Janssen Covid-19 Vaccine. Vaksin Janssen digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Janssen adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26). Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen untuk mencegah semua gejala Covid-19 sebesar 67,2 persen.
- Convidecia. Pada 7 September 2021 juga BPOM mengeluarkan EUA untuk vaksin yang diproduksi CanSino, yaitu Convidecia. Vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad5), sama seperti Janssen. Digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Efikasi vaksin untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19 adalah sebesar 65,3 persen. Untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat, efikasi mencapai 90,1 persen.
- Zifivax. Vaksin ini merupakan buatan China yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co. Ltd. dan Chinese Academy of Sciences. Vaksin digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase tiga pada sekitar 28.500 subjek uji. Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap tiga tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China. Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini adalah sekitar 4.000 subjek uji.
- Covovax. Vaksin ini diproduksi oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd., India (SII). Hasil evaluasi secara rinci dari aspek keamanannya, kejadian efek samping yang dilaporkan dari uji klinik Vaksin Covovax umumnya bersifat ringan hingga sedang. Dari aspek khasiat atau efikasi, dari hasil pengamatan tujuh hari setelah pemberian dosis kedua pada dewasa usia 18 tahun atau lebih dengan status imun negatif (seronegatif) berkisar antara 89,7 persen – 90,4 persen pada semua kasus COVID-19 dengan berbagai tingkat keparahan, sementara pada kasus dengan tingkat keparahan sedang – berat berkisar antara 86,9 persen -100 persen.
Dari 11 vaksin di atas, vaksin yang mana yang Anda pilih untuk disuntikan?
***