Penulis : TS Pajakoen I Editor : Yudi Rachman
Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, sepertinya tidak mau setengah-setengah dalam memanfaatkan kunjungan kerjanya ke Frankfurt, Jerman.
Sebelumnya, kunjungan tersebut dilaporkan telah berbuah minat Badische Anilin- und SodaFabrik (BASF), produsen kimia terbesar dunia asal Jerman, untuk berinvestasi dan membangun pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia. Rupanya, selain BASF, Bahlil juga merayu pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen AG (VW), agar juga melakukan investasi serupa.
“Dalam kunjungan di hari kedua, Saya bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) VW, Thomas Schmall von Westerholt. Dalam kesempatan itu Saya coba meyakinkan VW untuk membuat prekursor katoda baterai kendaraan listrik di Indonesia, sebagai bagian dari supply chain bahan baku pabrik baterai dan kendaraan listrik mereka di seluruh dunia,” ujar Bahlil, dalam keterangan resminya, Senin (11/10).
Menurut Bahlil, pihaknya telah meyakinkan Thomas bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk mempermudah proses bagi para investor asing yang hendak berinvestasi di Tanah Air. Terlebih, Bahlil juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia saat ini tengah serius mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga ke hilir.
“Kami dari Kementerian Investasi juga siap untuk mendukung dan memfasilitasi penyediaan bahan baku melalui kerja sama dengan pengusaha lokal dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia,” tutur Bahlil.
Sebelum bertemu dengan VW, Bahlil diketahui juga telah melakukan pertemuan dengan perusahaan yang bergerak di bidang perangkat medis dan farmasi, B Braun. Berdasarkan catatan investasinya, B Braun sebelumnya telah berinvestasi di Indonesia sejak 2019, dengan nilai investasi seebsar 80 juta euro. Rencananya, B Braun ingin memperluas dan memperbesar investasinya di kawasan Asia Pasifik, termasuk juga di Indonesia.
“Perusahaan yang memiliki fasilitas dan kantor di banyak negara ini menyampaikan bahwa saat ini akan fokus di Asia-Pasifik, khususnya di Indonesia. Inilah yang harus kita kejar, dukungan insentif juga dapat diberikan kepada B Braun sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar rencana perluasan investasi di Indonesia dapat berjalan dengan cepat,” tegas Bahlil.
***