Berkiprah selama enam dasawarsa membuat Bank Kalteng semakin lihai dalam mengelola beragam tantangan. Memang tidak semuanya berjalan dengan mudah, namun tidak ada istilah sulit bila berusaha dengan maksimal. Keberhasilan melewati 2020 dengan gemilang, banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik sekaligus dijadikan pondasi untuk tinggal landas pada tahun berikutnya.
***
Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – Berselancar di tengah pandemi bagi perusahaan butuh kelihaian dan keluwesan tersendiri, agar tetap bisa bertahan dan melaluinya dengan hasil yang tetap memuaskan. Apalagi pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, adalah sebuah situasi yang sebelumnya tidak pernah masuk radar perencanaan perusahaan manapun di dunia ini. Sehingga kehadirannya menimbulkan shock, terkaget-kaget, terutama dengan dampak yang ditimbulkannya.
Akhirnya, beragam jurus dan strategi dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan, agar perusahaan tetap bisa berjalan meski hantaman demi hantaman silih berganti menghampiri. Karena datangnya tiba-tiba dan dampaknya sering kali meleset dari prakiraan, banyak perusahaan yang akhirnya mengibarkan bendera putih, tanda tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Namun, ada juga perusahaan yang masih tetap bisa berjalan, meski harus terseok-seok demi terus tetap bertahan. Tapi, ada juga yang masih berselancar di atas gelombang dan terus melaju menuju dermaga yang sudah menjadi tujuannya.
Salah satu perusahaan yang berhasil berselancar di atas gelombang pandemi adalah Bank Kalteng, bank daerah yang bekantor pusat di Palangka Raya. Bank Kalteng tetap bisa bertahan bahkan meraup untung di saat perusahaan lain tergopoh-gopoh memikirkan biaya operasional yang terus membengkak. Soliditas manajemen dan pemangku kepentingan (shareholders) adalah kunci berikutnya. Juga strategi jitu yang sudah disiapkan beberapa tahun sebelumnya yang ternyata tokcer ketika menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian di kala pandemi. Dan yang ini tidak kalah penting dari semua itu adalah kemampuan nahkoda dalam mengendalikan ‘kapalnya’ ketika badai menghantamnya.
Gemilang Meski Menantang
Sepertinya semua setuju, bagi perusahaan 2020 adalah tahun penuh perjuangan, meski demikian, akhirnya Bank Kalteng dapat menutupnya dengan senyuman. Mengapa? Karena setelah berjibaku selama satu tahun dalam mempertahankan kinerja berkualitas di tengah tantangan yang lumayan besar tersebut, perjuangan seperti terbayar lunas ketika melihat kinerja yang ditoreh.
Pada 2020, Bank Kalteng berhasil mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp239.427 juta. Angka tersebut lebih tinggi 9,7 persen dari target laba bersih setelah pajak yang ditetapkan pada Rencana Bisnis Bank 2020 (RBB 2020) sebesar Rp218.259 juta. Apalagi bila dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya, 2019, peningkatannya mencapai 15,46 persen atau sebesar Rp207.373 juta.
Selain laba, perolehan total asset pun mengalami peningkatan. Total aset Bank Kalteng per 31 Desember 2020 mencapai Rp10.154.159 juta. Lebih tinggi 2,96 persen dari target RBB 2020 sebesar Rp9.862.424 juta atau lebih tinggi Rp291.735 juta. Lagi-lagi, bila dibandingkan dengan posisi asset tahun sebelumnya, 2019, kenaikan total asset pada 2020 semakin terlihat menonjol. Karena meningkatnya 12,00 persen atau sebesar Rp1.088.278 juta. Dari capaian 2019 yang sebesar Rp9.065.881 juta.
Tentu kenaikan laba dan total asset tercermin juga dalam kinerja kredit. Hingga 31 Desember 2021, total kredit yang disalurkan Bank Kalteng sebesar Rp6.791.363 juta. Sementara target yang tercantum dalam RBB 2020 hanya sebesar Rp6.630.382juta. Artinya, Bank Kalteng berhasil melampaui target kredit sebesar 2,43 persen. Bila kembali dibandingkan dengan tahun 2019, yang posisi kreditnya sebesar Rp6.055.172 juta, maka kinerja kredit Bank Kalteng pada 2020 meningkat 12,16 persen atau sebesar Rp736.191 juta.
Dari total kredit yang disalurkan tersebut, kredit konsumtif masih berada pada urutan terbesar, yaitu 74 persen, sedangkan kredit produktif (Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi) sebesar 26 persen. Terjadi kenaikan sebesar 2 persen pada kredit konsumtif dan penurunan dengan nilai prosentase yang sama pada kredit produktif.
Meski di tengah kondisi yang tidak mudah, kinerja total Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga penghujung Desember 2020 pun mengalami peningkatan dari target. RBB 2020 menargetkan DPK sebesar Rp7.367.088 juta. Namun perseoran berhasil mencetak total DPK sebesar Rp7.887.930 juta, naik Rp520.842 juta atau meningkat 7,07 persen. Kalau dibandingkan dengan 2019 naik 20,37 persen atau Rp1.334.733 juta. Karena DPK 2019 sebesar Rp6.553.196 juta.
Kinerja berikutnya yang moncer juga adalah perolehan laba bersih. Capaian laba bersih setelah pajak per 31 Desember 2020 juga melebihi target yang ditetapkan dalam RBB. Pada RBB 2020, laba bersih ditargetkan Rp218.259 juta, sementara perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp239.426 juta. Dengan demikian kinerja laba bersih meningkat sebesar Rp21.168 juta atau 9,7% dari target. Kalau dibandingkan dengan 2019, kenaikannya hampir dua kali lipat atau kenaikan Rp32.053 juta alias 15, 46 persen. Karena pada 2019, laba bersih hanya mencapai Rp207.374 juta.
Meski penyaluran kredit meningkat, namun diiringi dengan kualitas yang tetap terkendali.. Hal itu terlihat dari posisi NPL Gross per 31 Desember 2020 sebesar 0,4 persen. Meski agak sedikit meleset dari target dari RBB 2020 sebesar 0,32 persen, namun masih dalam batas aman. Karena bila mengacu kepada regulasi yang ada, batas aman itu berada pada angka 5 persen. Dengan kualitas kredit seperti itu, artinya kredit yang disalurkan Bank Kalteng selama 2020 berkualitas baik.
Menjelang Enam Dasawarsa
Kinerja yang begitu gemilang pada 2020, menjadi modal dasar bagi perseroan untuk melangkah pasti di tahun 2021. Apalagi pada tahun ini, Bank Kalteng genap berusia 60 tahun berkiprah di industri jasa keuangan di Indonesia. Usia yang terbilang sudah matang.
Meski pandemi belum mereda sepenuhnya, namun roda ekonomi sudah kembali mulai berputar. Pengalaman dengan beragam ‘asam-garam’ tantangan selama enam dasawarsa, semakin memicu Bank Kalteng untuk berusaha semaksimal mungkin memberikan kontribusi terbaik terhadap pertumbuhan ekonomi, tidak hanya untuk propinsi Kalimantan Tengah, tapi juga untuk Indonesia.
Apalagi saat ini kondisi ekonomi semakin terintegrasi dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Di era digital seperti sekarang, dimana begitu mudahnya memperoleh beragam informasi, membuat masyarakat semakin cerdas dalam memilih dan memilah lembaga keuangan mana saja yang memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan pemangku kepentingannya. Maka, untuk menyikapi fenomena tersebut Bank Kalteng sudah meluncurkan Bank Kalteng Mobile. Sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk pembayaran segala kebutuhan lapisan masyarakat termasuk transaksi perbankan.
Ditambah lagi dengan berkembangnya media sosial, dimana setiap orang terhubung antar satu dengan lainnya melalui jaringan, yang memudahkan siapapun bercerita, berkeluh-kesah, dan menumpahkan kekesalannya, yang dengan mudah semua itu terviralkan. Kenyataan tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan agar tidak salah melangkah dalam menjaga reputasi dan loyalitas nasabah.
Dalam memasuki usia menuju enam dasawarsa pada 2021 ini, Bank Kalteng akan semakin fokus pada upaya perbaikan kapasitas internal yaitu Human Capital (HC) dan produk. Menurut Yayah Diasmono, Direktur Utama Bank Kalteng, Human Capital membantu mengoptimalkan kinerja karyawan. “Naik turunnya perusahaan tergantung investasi yang sudah ditanam pada karyawan sehingga menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan memberikan kontribusi pertumbuhan bagi PT Bank Kalteng.” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Dias tersebut melanjutkan, sementara untuk penghimpunan dana pihak ketiga akan lebih dioptimalkan dengan mengupayakan strategi penghimpunan dana murah.
Untuk kredit Bank Kalteng memperoleh dana per Tahap I sebesar Rp200M dan di-leverage menjadi 5,1 kali dan tahap II perpanjangan telah di-leverage hampir 2 kali, dan hingga akhir tahun 2021 bisa mencapai 2,5 kali.
Bank Kalteng tetap menyalurkan kredit UMKM Berkah, kredit berkelompok minimal lima orang dengan plafond per orang maksimal Rp 15 juta.
Adapun tahapan-tahapan menuju pencapaian target 2021 diwujudkan dalam 7 (tujuh) arah kebijakan yaitu: (1) Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi, handal, dan berintegritas. (2) Pengembangan nilai perusahaan (segera menetapkan Budaya Perusahaan); (3) Peningkatan kualitas layanan dengan menjunjung tinggi budaya perusahaan. (4) Penguatan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan penyaluran kredit sektor produktif (5) Inovasi dan diversifikasi produk berbasis teknologi yang berkelanjutan (6) Penguatan permodalan (7) Peningkatan fungsi kepatuhan, GCG, dan pengawasan internal.
“Dengan tujuh arah kebijakan di atas, diharapkan Bank Kalteng siap untuk tinggal landas, menjadi regional champion,” tegas Dias dengan semangat. (adv/ydr)