Jakarta, STABILITASBISNIS.COM – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) baru saja mengumumkan kesuksesannya rebound dari posisi rugi dalam delapan tahun terakhir menjadi untung dengan meraup laba bersih sebesar Rp800 miliar hingga Agustus 2021 lalu.
Capaian tersebut terhitung mengejutkan di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu dan banjirnya pasar baja domestik dari Tiongkok. Kondisi yang terbilang penuh tantangan seperti itu, KRAS malah berhasil meningkatkan realisasi laba hingga 54 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sebesar Rp362,5 miliar.
‘Hijau’nya raihan kinerja disebut merupakan buah dari kerja keras dan upaya perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus manajemen perusahaan di berbagai lini. Mulai dari upaya mendongkrak kinerja ekspor, penguatan pangsa pasar melalui strategi hilirisasi, membangun bisnis model yang lebih baik hingga menjalankan program digitalisasi.
“Strategi pengembangan usaha melalui pembentukan subholding, optimalisasi kinerja, operational excellence, serta melanjutkan program transformasi dan efisiensi juga merupakan kunci dari pencapaian kinerja positif kami ini,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, dalam keterangan resminya, Jumat (24/9).
Menurut Silmy, hingga Agustus 2021 lalu, pihaknya berhasil menurunkan kembali fixed cost perusahaan hingga 16 persen dan variable cost sebesar 8 persen. Upaya efisiensi tersebut merupakan kelanjutan dari program penghematan yang telah dilakukan sejak tahun 2020 dengan penurunan biaya operasional hingga 41 persen.
Tak hanya itu, manajemen juga mendorong upaya transformasi dengan mengubah budaya kerja menjadi performance culture. “Sehingga diharapkan proses kerja bisa menjadi lebih lincah, cepat, dan kompetitif. (Strategi) ini didukung dengan penguatan organisasi dan regenerasi karyawan yang saat ini lebih banyak didominasi oleh karyawan muda, sehingga secara kinerja menjadi jauh lebih produktif,” tutur Silmy.
Mayoritas usia karyawan yang semakin ‘hijau’ tersebut, lanjut Silmy, diimbangi dengan pengembangan para pemimpin muda potensial di setiap unit dan direksi, baik di induk hingga sampai ke anak usaha. Secara kuantitas juga dilakukan perampingan karyawan hingga mencapai 62 persen. Dari sebelumnya 7.710 orang menjadi hanya 2.929 orang untuk posisi saat ini.
“Sehingga capaian positif yang tercatat di laporan keuangan itu, sama sekali tidak lepas dari konsistensi kami dalam meningkatkan budaya kerja dan terus melakukan transformasi untuk bersama-sama mewujudkan capaian yang semakin baik lagi,” tegas Silmy.